Selasa, 15 April 2008

Awal Aku Mendapat Hidayah


Sebenarnya, sebelum ini aku adalah seorang Atheist..

Sebenarnya, aku lahir dari keluarga Muslim.
Ayahku adalah seorang Master Insinyur lulusan Jepang, bahkan beliau pernah mengenyam pendidikan di PGA (Pendidikan Guru Agama) Islam..
Ibuku adalah Muallaf asal Jepang yang telah menjadi WNI.. Beliau masuk Islam sebelum menikah, sehingga ketika aku lahir kedua-dua orangtuaku murni beragama Islam..

Namun entah kenapa, aku tak pernah diajari tentang Agama oleh kedua orangtuaku..
Apalagi ibuku yang seorang muallaf, praktis beliau tak tahu menahu tentang Islam..

Aku hanya disuruh Belajar, Belajar & Belajar..
Mengejar Ilmu-ilmu Duniawi..

Aku mematuhi suruhan mereka, & memang terbukti akhirnya aku menjadi anak yang Pintar..
( lihat http://selukbelukpendidikan.blogspot.com/ ).

Aku menjadi orang yang sophisticated masalah Dunia, namun hatiku kering akan siraman rohani..

Aku memang pernah Mengaji dengan kemauanku sendiri, namun tidak pernah lama..
Apalagi orangtuaku melarangku Mengaji..
Entah kenapa, padahal ayahku lulusan PGA..
Mungkin beliau trauma akan kemiskinan yang beliau alami semasa kecil..
Sehingga mungkin (menurut anggapan beliau) Islam identik dengan kemiskinan & kekolotan..
Aku tak menyalahkan beliau..

Sehingga aku tumbuh menjadi anak yang tidak terlalu menganggap penting Agama, bahkan cenderung menghindarinya..

Sampai suatu Peristiwa Mengubah Hidupku..

Saat itu (seperti biasa) aku "jajan" di salah satu kawasan remang-remang di kota Medan.. ( Maklum, sebagai seorang atheist aku merasa bebas melakukan apa saja tanpa rasa bersalah.. )
Di tempat itu kebetulan ada beberapa toko yang menjual berbagai macam buku & majalah baik baru maupun bekas..

Aku tertarik akan suatu buku.. Judulnya " Dialog Muslim & Atheist " karangan Dr. Mustapha Mahmud..
Akupun langsung membelinya..

Ironisnya buku itu kubiarkan tergeletak bertahun-tahun tanpa kusentuh..
Sampai suatu saat, aku membacanya..

Disitu diceritakan perdebatan antara seorang Atheist & seorang Muslim..
Sang Atheist menanyakan mengapa Islam banyak memasang rambu-rambu yang tak boleh disentuh..
Sang Muslim menjawab, karena kebebasan kita berbenturan dengan kebebasan orang lain..
Kalau tak ada rambu, maka satu sama lain tidak akan mau saling mengalah..
Disitu diceritakan pula bahwa Al Qur'an itu bukanlah bikinan Nabi Muhammad sendiri..
Terbukti dengan adanya Ayat yang Menegur dengan Keras Nabi SAW.. ( Surat Abasa )
Disitulah hati & pikiranku mulai terbuka..
Akupun mulai menerima Islam dalam Lubuk Hatiku..

Namun aku tak langsung melaksanakan Sholat..
Aku mempelajari dahulu Seluk Beluk Islam..

Alhamdulillah, kini pengetahuanku tentang Islam semakin Sempurna..

Akupun sekarang meyakini, Islamlah Satu-satunya Agama yang Benar & Sesuai Dengan Kodratku sebagai seorang Manusia..

Akupun bertekad untuk Menyebarkan Islam Seluas-luasnya keseluruh Ummat di muka bumi..
Agar semua mendapat Cahaya Islam seperti yang sudah aku dapatkan..

Insyaallah, Allah akan mendukung rencanaku..
Amien